4 Jenis Pola Asuh Anak dan Dampaknya, Yuk Pilih yang Ideal!
Yupiers, peran orang tua adalah hal yang sangat penting dalam pertumbuhan anak-anak. Dari mulai pembentukan pola pikir dan perilaku, semua berasal dari bagaimana pola asuh anak yang diterapkan oleh Yupiers kepada mereka sejak dini.
Dengan mengetahui beberapa pola asuh anak, sebagai orang tua yang baik, Yupiers akan dapat menempatkan diri pada anak-anak dengan lebih tepat, kapan waktu sebagai orang tua, teman atau sebagai sahabat mereka.
Selain itu juga dengan mengetahui beberapa pola asuh anak, Yupiers juga akan memiliki kedekatan emosional dengan anak-anak.
Memiliki kedekatan emosional adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan personal touch khusus sehingga anak lebih mudah jujur dan terbuka untuk banyak hal termasuk hal-hal yang dihadapi di luar rumah.
Karena pola asuh anak ini beragam macamnya, kali Yupi akan memberikan informasi tentang apa itu pola asuh anak, dan beberapa pola pengasuhan anak. Simak informasi tentang pola asuh anak dari Yupi kali ini.
Apa itu Pola Asuh Pada Anak?
Pola asuh anak atau parenting style adalah gaya dalam memberikan pendidikan, pengetahuan, dan ilmu, baik itu formal maupun informal kepada anak-anak serta mendukung tumbuh kembang mereka.
Memberikan pendidikan anak ini sering kali dikaitkan dengan teori, seperti misalnya, “Anak harus sekolah dan memiliki peringkat yang baik di kelas agar dapat menjadi orang yang sukses”. Namun, Yupiers sadar gak, beberapa pelajaran kehidupan juga bisa disalurkan ke anak melalui perilaku yang sehari-hari dilihat langsung oleh anak kita.
Misalnya, setiap selesai makan harus merapikan piring ke tempat pencucian piring atau selalu mengucap kata maaf, terima kasih, dan tolong jika berinteraksi dengan orang lain.
Hal-hal seperti itu jika dilakukan oleh orang tua dan diterapkan di kehidupan sehari-hari, secara sadar anak akan mengikuti perilaku yang dilakukan orang tuanya. Hal tersebut juga karena orang tua merupakan guru pertama dalam kehidupan anak-anak dan tentunya orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengajari banyak hal kepada anak-anak.
Perlu Yupiers ketahui juga, pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak umumnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu daya tanggap atau tingkat kepedulian orang tua kepada anaknya dan tuntutan orang tua kepada anak-anaknya. Sebagai orang tua, Yupiers tentunya memiliki hak untuk memutuskan pola asuh anak seperti apa yang diterapkan kepada mereka.
Setiap pola asuh tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Yupiers harus mengetahui mana pola pengasuhan yang baik dan kapan waktu yang paling tepat untuk menerapkannya kepada masing-masing anak Yupiers.
4 Jenis Pola Asuh Anak dan Dampaknya
Berikut ini adalah 4 jenis pola asuh anak yang bisa Yupiers jadikan referensi kira-kira parenting style mana sih yang cocok buat karakter anak kita dan dampaknya terhadap mereka.
1. Pola Asuh Permisif (Serba Boleh)
Jenis yang pertama yaitu pola asuh permisif adalah dimana orang tua memberikan kebebasan yang tinggi terhadap anak dan memberikan anak ruang untuk memutuskan sesuatu walaupun belum waktunya anak dapat melakukan hal tersebut.
Selain kebebasan, pola asuh anak seperti ini seringkali memanjakan anaknya, selalu membela anaknya walaupun anaknya dalam posisi yang salah, tidak memberikan hukuman atau paksaan, dan sangat menuruti kemauan anak.
Apabila pola asuh anak ini diterapkan, maka jika suatu saat anak diminta melakukan sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak pernah dilakukan anak, maka anak cenderung memberontak.
Hal lainnya dari penerapan gaya pola asuh anak ini adalah terciptanya karakter anak yang impulsif atau cepat memutuskan suatu hal tanpa memikirkan jangka panjang karena yang penting kesenangan jangka pendek sesaat saja.
Adapun dampak lain pola asuh permisif ini jika anak beranjak dewasa adalah anak akan tidak patuh terhadap orang tua dan menganggap pemikirannya adalah yang paling benar untuk diikuti. Selain itu, jika anak tersebut berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang kehidupan yang berbeda, anak cenderung akan lebih tidak memiliki sifat kurang menghargai ke sesama manusia.
Namun dibalik itu semua, pola asuh permisif sangat cocok diterapkan oleh orang tua yang ingin memiliki hubungan kedekatan seperti teman terhadap anak-anaknya.
2. Pola Asuh Otoriter (Ketat)
Pola asuh otoriter memiliki ciri dan gaya yang tegas terhadap anak. Jenis pola asuh anak ini diterapkan oleh orang tua yang yang ingin memiliki tingkat keteraturan yang tinggi dan memiliki standar tertentu dalam mengambil keputusan pada suatu hal. Biasanya, karakter dari pola asuh ini sangat kaku, menggunakan batasan, dan sering kali memberikan sanksi atau hukuman jika anak melanggar.
Adapun dampak dari pola asuh otoriter adalah anak menjadi kurang bereksplorasi, pasif, kurang kreatif, susah dalam berinteraksi di lingkungan baru dengan orang lain, tidak mandiri, dan kurang percaya diri.
Jika anak tumbuh remaja, akan membentuk karakter pemberontak dan suka mengucilkan diri. Karena selama proses tumbuh kembang anak, orang tua biasanya tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk dapat ikut andil dalam memutuskan suatu hal.
Selain itu juga ketika anak beranjak dewasa, anak menjadi kurang mandiri dan sangat bergantung kepada orang tua
3. Pola Asuh Autoritatif (Demokratis)
Orang tua yang memiliki pola asuh anak ini memiliki karakter yang hangat, santai, asik, namun tetap tegas. Mereka membebaskan anak-anaknya untuk dapat berekspresi dan melakukan apapun yang mereka suka, namun tetap sesuai batasan dan kaidah yang berlaku.
Anak-anak yang tumbuh dari pola asuh demokratis biasanya mudah beradaptasi di lingkungan baru, mempunyai banyak teman, dan kebebasan berpendapat. Hal ini juga didukung dengan sifat yang mandiri dan anak-anak memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Manfaat jika Yupiers menerapkan pola asuh demokratis adalah akan terciptanya hubungan kedekatan emosional yang tinggi dengan anak dan anak menjadi lebih mudah diajak untuk diajak berdiskusi terhadap suatu masalah.
Salah satu cara lainnya untuk menciptakan kedekatan emosional dengan anak-anak adalah dengan meluangkan waktu bersama mereka atau quality time bersama mereka. Saat melakukan hal ini ada berbagai macam kegiatan yang bisa Yupiers lakukan.
Beberapa kegiatan tersebut adalah seperti menyaksikan film bersama sambil menikmati Yupi Strawberry Kiss, bermain masak-masakan bersama anak-anak sambil menikmati Yupi Gummy Lunch, Yupi Gummy Breakfast, Yupi Burger, dan masih banyak lagi.
4. Pola Asuh Uninvolved Parenting (Mengabaikan)
Pola asuh berikut merupakan pola asuh yang paling memiliki sedikit kedekatan emosional dengan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung tidak peduli dengan perasaan dan apa yang anak lakukan. Jika anak menceritakan suatu hal, orang tua seperti ini biasanya tidak benar-benar mendengarkan apa yang anaknya sedang alami dan rasakan.
Dampak dari pola asuh ini jika diterapkan kepada anak adalah anak cenderung akan merasa kesepian, tidak terarah, dan mudah terhasut teman sebayanya. Oleh karena itu, jika anak mengalami pola asuh ini dari orang tuanya, maka anak akan tumbuh dengan serba kurang dari berbagai aspek penting, yakni aspek kecerdasan, kepintaran emosional, dan kepercayaan diri.
Misalnya, di era pertumbuhan teknologi sekarang ini, berbagai macam akses media sosial yang dapat mengekspos apapun yang kita ingin posting. Anak yang tumbuh dengan pola asuh ini bisa jadi dapat menyalahgunakan media sosial tersebut untuk hal yang dapat berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.
Baca Juga : 7 Cara Mengatasi Rasa Insecure, Yuk Terapkan!
Bagaimana Pola Asuh yang Baik dan Benar?
Setelah mengetahui beberapa pola asuh anak tersebut, lalu mungkin Yupiers memiliki pertanyaan bagaimana pola asuh anak yang baik benar?
Jawaban dan pertanyaan tersebut adalah Yupiers tidak bisa menerapkan satu jenis pola asuh anak saja.
Jika dilihat dari beberapa jenis pola asuh anak yang telah disebutkan sebelumnya, mungkin jenis pola asuh anak autoritatif adalah pola asuh yang terbaik, namun bukan berarti jenis pola asuh lainnya tidak baik untuk Yupiers terapkan.
Yupiers harus mengetahui kapan harus menerapkan pola asuh permisif, kapan harus menerapkan pola asuh otoriter, dan sebaiknya menghindari jenis pola asuh anak uninvolved parenting karena hal tersebut akan terkesan Yupiers tidak menjalankan kewajiban sebagai orang tua kepada anak-anak.
Itulah informasi mengenai beberapa pola asuh anak yang perlu Yupiers ketahui. Dengan mengetahui beberapa jenis pola asuh anak tersebut, maka Yupiers dapat mendidik anak dengan lebih baik dan benar.
Semoga informasi dari Yupi tentang pola asuh anak kali ini dapat membantu Yupiers.