menu
logo mobile
sound
Yupi Good Talent Yupi Surprise Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Yupi Community Terms & Condition
Did you know ?

Asal Usul Cerita Danau Toba Lengkap Beserta Pesan Moralnya!

Danau Toba adalah salah satu danau yang sudah terkenal menjadi salah satu tujuan tempat wisata menarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara dan sekaligus menjadi danau terbesar di Indonesia.

Danau Toba juga menawarkan keindahan pemandangan yang indah dan mampu menenangkan hati. Selain karena alamnya, Danau Toba juga terkenal karena kisah di dalamnya, yaitu kisah tentang asal-usul Danau Toba.

Pengarang kisah asal-usul Danau Toba bukanlah seseorang, karena cerita ini merupakan bagian dari cerita legenda dan warisan serta budaya masyarakat Batak, suku yang tinggal di sekitar Danau Toba yang telah turun-temurun diceritakan.

Cerita tentang asal-usul Danau Toba akan berfokus pada seorang pemuda yang bernama Toba, istri dan anaknya yang bernama Samosir. Bagaimanakah kisah selengkapnya tentang asal-usul Danau Toba ini? Mari simak informasi selengkapnya berikut ini ya.

Asal Mula Legenda Danau Toba

Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa yang terletak di wilayah Sumatera Utara, hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia seorang yatim piatu yang menjalani hidupnya dengan sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Toba bekerja di ladang dan sesekali memancing ikan di sungai yang terletak tidak jauh dari gubuknya. Ikan hasil tangkapannya sering dijadikan lauk, dan jika berlebih, ia akan menjualnya ke pasar.

Suatu hari, sepulang dari ladang, Toba memutuskan untuk memancing ikan di sungai. Ia sangat berharap mendapatkan ikan besar yang bisa segera dimasak. Harapannya terwujud ketika tak lama setelah ia melemparkan kailnya, seekor ikan besar menyambar umpannya. Dengan penuh kegembiraan, Toba menarik tali pancingnya dan melihat seekor ikan besar dengan sisik berwarna kuning keemasan, berkilauan di bawah sinar matahari.

Ketika Toba melepaskan mata kail dari mulut ikan tersebut, tiba-tiba terjadi sebuah keajaiban. Ikan besar itu kemudian berubah menjadi seorang perempuan yang cantik jelita. Toba terheran-heran melihat kejadian luar biasa tersebut. Perempuan itu kemudian berbicara kepadanya.

Kutukan dan Perjanjian

“Tuan,” kata perempuan jelmaan ikan itu, “Aku adalah makhluk yang dikutuk oleh Dewa karena melanggar larangan besar. Aku akan berubah menjadi makhluk yang menyentuhku pertama kali, dan karena Tuan telah menyentuhku, aku berubah menjadi manusia.”

Toba memperkenalkan dirinya, begitu juga dengan perempuan cantik itu yang memperkenalkan diri sebagai Putri. Terpesona oleh kecantikan Putri, Toba memintanya untuk menjadi istrinya. Putri setuju dengan syarat bahwa Toba harus merahasiakan asal-usulnya sebagai ikan. Toba berjanji akan menjaga rahasia tersebut.

Kehidupan Bahagia dan Kelahiran Samosir

Toba dan Putri pun menikah. Mereka hidup rukun dan bahagia meskipun dalam kesederhanaan. Kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat, tetapi memiliki sifat pemalas dan nafsu makan yang besar. Jatah makanan sehari untuk keluarga bisa dihabiskannya dalam sekali makan.

Samosir memiliki kebiasaan malas dan tidak mau membantu ayahnya di ladang. Ia sering menolak jika diminta mengantarkan makanan dan minuman untuk ayahnya. Bahkan jika ia bersedia, ia melakukannya dengan malas-malasan dan wajah bersungut-sungut. Ibunya yang terlalu memanjakannya membuat Samosir semakin malas dan tidak peduli dengan kerepotan ayahnya.

Kejadian di Ladang

Suatu hari, Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman kepada ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Awalnya, Samosir enggan, tetapi setelah dipaksa berkali-kali oleh ibunya, ia akhirnya setuju. Di tengah perjalanan, Samosir merasa lapar dan memakan sebagian besar makanan yang seharusnya untuk ayahnya. Dengan sisa makanan yang sedikit, ia melanjutkan perjalanan ke ladang.

Setibanya di ladang, Toba yang sangat lapar langsung membuka bekalnya. Ia terkejut melihat makanan yang tinggal sedikit. Dengan marah, Toba bertanya kepada Samosir mengapa makanannya tinggal sedikit. Samosir dengan polos menjawab bahwa ia merasa lapar di jalan sehingga memakan sebagian besar makanan tersebut.

Kemarahan Toba memuncak, dan tanpa sadar, ia mengumpat, “Dasar kau, anak keturunan ikan!” Samosir ketakutan dan segera lari pulang sembari menangis. Ia menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Mendengar itu, Putri sangat sedih karena Toba telah melanggar janjinya untuk tidak mengungkapkan asal-usulnya.

Terbentuknya Danau Toba

Tak lama setelah itu, Samosir dan ibunya saling berpegangan tangan dan menghilang. Dari bekas pijakan kaki mereka, air menyembur deras dan tidak berhenti, hingga membentuk genangan air yang semakin lama semakin luas. Dalam waktu singkat, lembah tempat tinggal Toba pun tenggelam, membentuk sebuah danau yang sangat luas.

Penduduk sekitar menamakan danau tersebut sebagai Danau Toba, sementara pulau kecil di tengah danau itu dinamakan Pulau Samosir, sebagai tanda tempat terakhir Samosir dan ibunya berpijak. Cerita legenda ini tetap dikenang hingga kini, menjadi bagian dari kekayaan budaya Sumatera Utara yang sarat dengan keindahan dan misteri.

Pesan Moral Apa yang Bisa Diambil dari Cerita Danau Toba?

Setelah mengetahui cerita tentang asal-usul Danau Toba, ada beberapa pesan moral yang dapat kamu petik dari cerita rakyat tersebut, berikut ini adalah beberapa pesan moral:

1. Tepatilah Janji yang Telah Dibuat

Pesan moral yang pertama dari cerita Danau Toba adalah tepatilah janji yang telah kita buat sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari tokoh utama pada cerita tersebut yang yaitu pemuda yang bernama Toba.

Sebelum kelahiran anaknya, Toba sudah berjanji kepada istrinya bahwa dirinya tidak akan pernah mengungkapkan identitas asli istrinya kepada anaknya. Namun pada akhirnya Toba mengingkari janji tersebut dan malapetaka akhirnya muncul sehingga Danau Toba terbentuk.

2. Hormatilah Orang Tua

Pesan moral yang kedua dari cerita Danau Toba adalah jadilah anak yang menghormati orang tua. Hal tersebut karena dapat kita lihat dari watak atau sifat Samosir yang hidup bermalas-malasan bahkan ketika diminta untuk membawakan makanan dan minuman ke ayahnya yang sedang bekerja, Samosir malah memakan makanan dan minuman tersebut.

Sifat Samosir tersebut sangat tidak mencerminkan sikap hormat kepada orang tua. Karena hal tersebut, sebagai anak yang baik, Yupiers harus menghormati orang tua ya.

3. Menahan Amarah

Pesan moral yang terakhir akan disampaikan kali ini dari cerita Danau Toba adalah sebaiknya kamu menahan amarah dan tidak bertindak gegabah karena terbawa emosi sesaat. 

Hal tersebut dapat kita lihat dari cerita Danau Toba tersebut, ketika Toba sudah tidak dapat menahan emosinya dan melanggar janjinya, bencana akhirnya muncul. Padahal jika Toba dapat menahan amarah dan emosinya, maka hal tersebut tidak akan dapat terjadi.

Itulah cerita tentang asal-usul Danau Toba dari Yupi kali ini. Selain cerita tentang asal-usul Danau Toba, Yupi juga memiliki berbagai cerita dongeng dan cerita rakyat yang menarik untuk disimak.

Semoga cerita tentang asal-usul Danau Toba dari Yupi kali ini dapat menghibur dan bermanfaat untuk Yupiers ya.

Home Our Story Events Games Profile