menu
logo mobile
sound
Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Terms & Condition
Did you know ?

10 Upacara Adat di Indonesia yang Penuh Makna dan Filosofi

Indonesia adalah negara yang kaya dengan kebudayaan dan tradisinya, mulai dari makanan khas, senjata tradisional, pakaian adat, hingga upacara adat. Pengertian upacara adat adalah serangkaian tindakan, kegiatan, atau ritual yang dilakukan oleh suatu komunitas atau masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi atau warisan budaya yang telah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya.

Upacara adat ini sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai kebudayaan, kepercayaan, dan norma-norma dalam masyarakat tersebut. Dalam setiap upacara adat, ada berbagai macam kegiatan yang dilakukan, beberapa di antaranya adalah seperti tarian, nyanyian, proses, sampai dengan doa dan tindakan simbolis lainnya.

Karena Indonesia adalah negara yang kaya dengan kebudayaan dan tradisinya, maka ada sangat banyak sekali upacara adat yang ada di Indonesia. Dari berbagai upacara adat tersebut, kali ini Yumin akan membahas 10 upacara adat di Indonesia yang penuh makna dan filosofinya. Simak informasi selengkapnya berikut ini, ya!

1. Upacara Adat Ngaben (Bali)

Upacara Adat Ngaben 
Bali adalah sebuah provinsi yang sudah sangat terkenal di dunia sebagai tujuan wisata internasional di Indonesia. Bukan tanpa sebab, di Bali terdapat berbagai macam hal menarik yang disukai oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Salah satunya adalah upacara adat Ngaben di Bali.

Upacara adat Ngaben di Bali berkaitan dengan kematian seseorang dan bertujuan untuk melepaskan roh orang yang sudah meninggal tersebut dari ikatan duniawi, mengantarkannya ke alam bakar, serta sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang sudah meninggal tersebut.

Dalam upacara Ngaben, jenazah akan dibawa ke tempat pembakaran dengan menggunakan bade atau tandu berbentuk menara yang terinspirasi dari binatang mitologi. Bade atau tandu tersebut akan diangkat oleh sejumlah orang yang berjalan dengan irama tertentu, sambil diiringi dengan musik gamelan.

Setelah sampai di tempat pembakaran, jenazah akan dipindahkan dari bade yang digunakan untuk mengangkut ke lembu atau Nandi, yang terbuat dari jerami, kayu, dan kertas. Lembu atau nandi ini digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah dan melambangkan kendaraan Dewa Siwa.

Lembu atau Nandi tersebut ditempatkan di atas tumpukan kayu bakar yang sudah disiapkan. Kemudian, pemimpin upacara atau Ida Pedanda akan menyalakan api dengan obor sambil membacakan doa-doa. Setelah itu, jenazah yang telah terbakar, abunya akan dihanyutkan ke laut atau sungai sebagai bentuk simbol pelepasan.

2. Upacara Adat Peusijuek (Aceh)

Upacara Adat Peusijuek 
Selanjutnya, kita beralih ke kota yang dijuluki sebagai Serambi Mekah, yaitu Aceh. Di Aceh, ada upacara adat yang bernama Peusijuek. Upacara adat Peusijuek ini adalah upacara yang dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang telah diberikan.

Upacara adat ini biasanya dilakukan dalam beberapa acara penting seperti pernikahan, rumah baru, kelahiran anak, dan naik haji. Selain sebagai bentuk syukur atas beberapa hal tersebut, upacara adat Peusijuek juga bisa dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena terlepas dari suatu musibah.

Dalam upacara Peusijuek, akan digunakan air beras kuning yang dibuat dari beras putih yang kemudian dicuci bersih dan direbus dengan kunyit hingga berwarna kuning. Setelahnya, air beras kuning tersebut akan disimpan dalam tempayan atau kendi yang ditutup dengan kain putih bersih.

Memasuki prosesi upacara adat Peusijuek, pemimpin adat akan menyiram air beras kuning tersebut ke kepala peserta upacara sambil membacakan doa-doa dengan tujuan untuk membersihkan diri dari segala kotoran dan dosa, serta memohon berkah dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

3. Upacara Adat Bakar Batu (Papua)

Upacara Adat Bakar Batu (Papua) 
Kita beralih ke provinsi paling timur di Indonesia, yaitu Papua. Di Papua, ada upacara adat yang bernama Upacara adat Bakar Batu. Upacara adat bakar batu di Papua ini menjadi acara untuk menunjukkan kekompakan, solidaritas, dan kebersamaan antar anggota masyarakat di Papua.

Upacara adat bakar batu ini dilakukan dengan cara menggali lubang di tanah yang cukup besar dan dalam untuk menampung batu-batu panas dan makanan. Kemudian, batu-batu tersebut akan dipanaskan dan digunakan untuk membakar beberapa makanan, seperti ubi, pisang, sayuran, hingga babi yang telah dibungkus dengan daun pisang serta diletakkan di atas batu-batu panas tersebut. Setelah beberapa jam, makanan tersebut matang dan akan disantap bersama-sama.

Upacara adat bakar batu ini juga dikenal dengan nama Gapil, Barapen, atau Kit Oba Isogoa di Wamena. Sementara itu, beberapa tempat di Papua yang umumnya mengadakan upacara adat bakar batu ini antara lain adalah di Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Nabire, Yahukimo, dan daerah-daerah lainnya di Papua.

Baca Juga: 10 Kue Tradisional Indonesia Paling Populer: Wajib Coba!

4. Upacara Adat Tedak Siten (Jawa)

Upacara Adat Tedak Siten 
Pulau Jawa adalah salah satu wilayah yang sangat kaya dengan adat istiadat dan kebudayaan, termasuk upacara adat. Salah satu upacara adat yang ada di Jawa adalah Upacara Adat Tedak Siten.

Upacara adat Tedak Siten adalah upacara adat yang dilakukan saat bayi baru saja bisa merangkak, yaitu berusia sekitar 7 bulan. Upacara ini bertujuan untuk melihat bakat dan minat alami anak serta memberikan doa agar anak tersebut bisa tumbuh dengan sehat dan memiliki kehidupan yang baik.

Tedak Siten berasal dari kata "Tedhak" yang berarti "menapak" dan "Sinten" yang berarti "tanah". Upacara adat ini dilakukan dengan berbagai peralatan seperti kurungan ayam yang kemudian diisi dengan berbagai macam barang atau benda, seperti alat tulis, mainan, dan juga ada air yang digunakan untuk membasuh atau memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, jajanan pasar, hingga tumpeng lengkap dengan nasi kuningnya.

Upacara adat ini dimulai dengan doa-doa yang dipanjatkan untuk anak tersebut. Kemudian, anak akan dimasukkan ke dalam kurungan, dan dalam kurungan tersebut, anak akan memilih mainan yang akan menjadi simbol dirinya saat sudah dewasa.

5. Upacara Adat Mekiwuka (Sulawesi Utara)

Upacara Adat Mekiwuka 
Kita beralih ke beberapa pulau di wilayah Timur Indonesia. Pertama, ada di Pulau Sulawesi, lebih tepatnya di Sulawesi Utara, di mana terdapat upacara adat yang bernama Mekiwuka. Upacara adat Mekiwuka dilakukan sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas berkah Tuhan sepanjang tahun. Oleh karena itu, upacara adat ini biasanya dilakukan pada akhir tahun atau menjelang tahun baru.

Upacara adat ini dilakukan dengan cara mempersiapkan lilin dan kembang api yang akan digunakan dalam upacara. Kemudian, para peserta upacara adat akan berkumpul di sebuah tempat upacara. Biasanya, tempat tersebut berupa gereja, tetapi bisa juga di rumah atau di lapangan terbuka. Lalu, para peserta upacara adat ini akan menyanyikan lagu-lagu rohani sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

Setelah berdoa, mereka akan menyalakan lilin dan kembang api sebagai simbol cahaya dan kegembiraan. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas berkah Tuhan sepanjang tahun, upacara adat Mekiwuka ini juga dilakukan untuk memohon perlindungan, petunjuk, dan kelancaran untuk tahun berikutnya.

6. Upacara Adat Tatung (Kalimantan Barat)

Upacara Adat Tatung 
Selanjutnya, kita beralih ke Kalimantan Barat, di mana terdapat salah satu suku yang sangat terkenal, yaitu suku Dayak. Salah satu upacara adat dari suku Dayak adalah Upacara Adat Tatung. Dalam upacara adat Tatung, para Tatung atau dukun akan melakukan aksi-aksi yang cukup ekstrem, seperti menusuk tubuh dengan senjata tajam, berjalan di atas api, atau mengangkat beban berat tanpa rasa sakit.

Tatung sendiri berasal dari bahasa Hakka yang memiliki arti "dirasuki roh" atau "Dewa". Sebelum melakukan upacara adat ini, para Tatung tersebut tidak boleh memakan daging. Selain itu, tidak sembarangan orang boleh atau bisa menjadi Tatung. Hanya orang-orang tertentu yang sudah memiliki legalitas atau pernyataan dari masyarakat setempat bahwa dirinya benar adalah seorang Tatung.

Upacara adat Tatung ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan serta menghormati roh leluhur. Upacara adat Tatung ini biasanya dilakukan di tempat terbuka, seperti lapangan atau di halaman rumah adat. Kemudian, para Tatung atau dukun dalam upacara adat ini akan memasuki kondisi “kesurupan” dengan bantuan musik tradisional dan minuman keras.

Barulah setelah para Tatung atau dukun ini memasuki kondisi tersebut, mereka akan menunjukkan berbagai atraksi berbahaya yang telah Yumin sebutkan sebelumnya dan menunjukkan kekuatan gaib mereka.

Baca Juga: Senjata Tradisional Indonesia Beserta Asal dan Fakta Uniknya!

7. Upacara Adat Dahau (Kalimantan Timur)

Upacara Adat Dahau 
Masih di Pulau Kalimantan, selanjutnya Yumin akan membahas salah satu upacara adat yang ada di Kalimantan Timur, yaitu Upacara Adat Dahau. Upacara adat ini bertujuan untuk memberikan nama kepada anak yang masih keturunan bangsawan atau yang disebut juga dengan Dahau.

Upacara adat Dahau ini cukup lama, yaitu berlangsung selama 1 bulan dengan berbagai ritual, seperti mandi bersama, memakai pakaian adat, memotong rambut, hingga mengucapkan sumpah setia kepada raja. Tujuan berbagai ritual tersebut adalah untuk menjaga kehormatan dan keutuhan Kerajaan Kutai.

Berbagai ritual tersebut akan menjadi serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upacara adat ini, yaitu dimulai dengan mempersiapkan nama yang akan diberikan, membersihkan tubuh dengan air suci, memotong rambut sesuai dengan adat dan istiadat, lalu memberikan pakaian adat yang indah.

Kemudian, anak tersebut akan dibawa ke istana raja dan akan diberikan nama oleh raja sendiri atau wakilnya. Setelah itu, anak tersebut akan mengucapkan sumpah setia kepada raja sebagai tanda pengakuan dan bukti bahwa dirinya merupakan bagian dari Kerajaan Kutai.

8. Upacara Adat Rambu Solo' (Toraja)

Upacara Adat Rambu Solo 
Selanjutnya kita beralih ke pulau Sulawesi, lebih tepatnya ke Sulawesi Selatan, yaitu suku Toraja, dan upacara adat di sana bernama upacara adat Rambu Solo. Upacara adat Rambu Solo merupakan upacara adat yang bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada orang yang telah meninggal dan juga mengantarkan roh orang yang sudah meninggal tersebut ke alam baka.

Upacara ini dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang sudah meninggal tersebut mendapatkan tempat yang layak di alam baka setelah kematiannya.

9. Upacara Adat Yadnya Kasada (Jawa Timur)

Upacara Adat Yadnya Kasada 
Selanjutnya, kita kembali ke Pulau Jawa, atau lebih tepatnya ke wilayah sekitar Gunung Bromo yang ada di Jawa Timur, yang dikenal dengan nama suku Tengger. Masyarakat di sekitar wilayah tersebut memiliki upacara adat yang bernama Upacara Adat Yadnya Kasada. Upacara adat Yadnya Kasada bertujuan untuk meminta pengampunan dan kesuburan.

Dalam upacara adat Yadnya Kasada, masyarakat yang mengikuti upacara ini akan melemparkan sesaji, seperti buah-buahan, sayuran, hingga hasil ternak dan bahkan uang ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Brahma.

Rangkaian dalam upacara adat ini dimulai dengan mempersiapkan sesaji sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing peserta upacara adat. Kemudian, para peserta upacara adat akan berangkat menuju Gunung Bromo dengan berjalan kaki atau menunggangi kuda pada tengah malam.

Sesampainya di puncak gunung, mereka akan melemparkan sesaji tersebut ke dalam kawah Gunung Bromo sambil berdoa dan memohon pengampunan serta kesuburan kepada Dewa Brahma. Selain itu, Upacara Adat Yadnya Kasada ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang diyakini sebagai keturunan Dewa Brahma dan untuk menjaga keseimbangan alam dan manusia.

10. Upacara Adat Tabuik (Minangkabau)

Upacara Adat Tabuik 
Upacara adat yang terakhir akan dibahas oleh Yumin adalah upacara adat yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, dan upacara adat ini bernama Upacara Adat Tabuik. Upacara adat Tabuik dilakukan pada hari Asyura yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.

Kata Tabuik memiliki arti penting pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian antara Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Bani Israil. Upacara adat Tabuik ini dilakukan juga untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang bernama Husein.

Upacara adat Tabuik dilakukan dengan cara melabuhkan Tabuik ke laut, dan puncak acara upacara adat Tabuik ini adalah Tabuik tersebut diarak ke tengah kota dengan diiringi teriakan khas sambil diputar dan digoyang-goyang. Perlahan-lahan, Tabuik tersebut dibawa ke pantai untuk dibuang ke laut pada senja hari.

Itulah 10 upacara adat di Indonesia yang perlu kita jaga karena merupakan identitas dan keunikan bangsa Indonesia, serta telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi. Dari beberapa upacara adat tersebut, seringkali setiap pelaksanaannya disaksikan oleh banyak orang, termasuk wisatawan, sebagai bentuk daya tarik dari masyarakat tersebut.

Tidak hanya berbagai rangkaian kegiatan yang menarik, upacara adat tersebut juga sering menampilkan pakaian adat, alat musik tradisional, hingga tarian tradisional dari wilayah yang melakukan upacara adat tersebut.

Jadi, dari beberapa upacara adat tersebut, mana yang ingin segera Yupiers saksikan? Semoga informasi tentang berbagai upacara adat di Indonesia ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia, ya, Yupiers!

Home Our Story Events Games Profile