Ibu, Yuk Kenali 8 Metode Belajar yang Efektif Untuk Anak
Belajar adalah kewajiban setiap orang, terlebih untuk anak-anak yang sedang memasuki usia sekolah. Dengan jam belajar yang cukup lama di sekolah, belum lagi jika anak-anak memiliki les tambahan, belajar akan menjadi hal yang sangat melelahkan dan membosankan bagi mereka.
Karena hal tersebut, metode belajar perlu Yupiers ketahui agar anak-anak bisa maksimal dalam melakukan proses belajar, dan juga agar kegiatan ini menjadi menyenangkan bagi mereka.
Apa itu metode belajar? Mengutip dari ebook Metode Pembelajaran Kolaboratif karya Kusnadi, metode belajar adalah prosedur, langkah-langkah dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan metode pembelajaran adalah untuk memudahkan proses, termasuk hasil belajar. Dengan demikian, tujuan dalam proses belajar yang telah direncanakan bisa didapatkan dengan sebaik mungkin.
Lalu seperti apa sajakah pilihan metode belajar tersebut, dan mana yang tepat untuk Yupiers? Simak dahulu informasi berikut ini untuk menemukan jawabannya ya.
Setelah mengetahui tentang apa itu metode belajar, berikut ini adalah beberapa pilihan metode belajar yang bisa Yupiers pilih.
1. Metode Belajar Konvensional dan Tanya Jawab
Metode belajar yang pertama akan kita bahas adalah metode belajar konvensional dan tanya jawab, metode belajar yang paling umum dilakukan, baik di sekolah atau di tempat les tambahan anak-anak.
Metode belajar konvensional ini adalah dengan cara menjelaskan berbagai macam hal kepada anak-anak, mulai dari konsep, teori, prinsip, fakta dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lalu pada akhir sesi pembelajaran, biasanya pengajar akan melakukan sesi tanya jawab jika diperlukan. Tujuan sesi tanya jawab ini adalah untuk membangun komunikasi dua arah kepada anak-anak, karena pada sesi sebelumnya lebih ke komunikasi satu arah.
Selain itu juga pada sesi tanya jawab akan membantu anak-anak untuk mengingat kembali apa yang telah disampaikan pada sesi sebelumnya.
Umumnya, pada sesi adalah pihak pengajar akan bertanya kepada anak-anak, atau bisa juga sebaliknya, anak-anak bertanya kepada pihak pengajar.
2. Metode Belajar Demonstratif
Metode belajar demonstratif adalah metode belajar yang mendemostrasikan suatu hal kepada orang lain, beberapa diantaranya adalah seperti mendemonstrasikan penggunaan alat, atau pelaksanaan sebuah kegiatan seperti kegiatan sesungguhnya.
Hal ini tentu akan memudahkan anak-anak lebih memahami tentang suatu hal, jadi daripada hanya melihat teorinya saja, anak-anak bisa melihat dan benar-benar paham akan suatu hal.
3. Metode Belajar dengan Diskusi
Metode belajar yang selanjutnya adalah metode belajar dengan diskusi. Mengutip dari repository STAIN Kudus, metode diskusi adalah metode belajar dengan cara melakukan kegiatan bertukar pendapat, informasi atau pengalaman dengan cara yang teratur. Tujuan metode diskusi ini adalah untuk memperoleh pengertian bersama yang jelas dan teliti tentang suatu hal, dan metode ini tentunya berbeda dengan debat atau beradu argumentasi.
Metode diskusi ini bisa melibat anak-anak dengan temannya, orang dewasa dengan anak-anak, termasuk guru dengan para muridnya, jadi anak-anak dilatih untuk mengeluarkan ide-ide mereka dan belajar meyakinkan orang lain tentang ide mereka.
Selain itu juga, dengan metode diskusi ini bisa membuat anak-anak yang tadinya pasif atau jarang mengeluarkan pendapat atau ide, menjadi anak yang aktif dalam hal tersebut.
4. Metode Belajar dengan Sosiodrama
Metode belajar dengan sosiodrama mungkin terdengar asing, namun sudah sering dilakukan. Metode belajar dengan sosiodrama adalah metode belajar yang memperkenalkan anak-anak pada suatu peran atau sosok, dan anak-anak menjadi peran atau sosok tersebut.
Metode belajar ini akan membuat anak-anak lebih mengerti tentang peran atau sosok tersebut, mulai dari tugas peran atau sosok tersebut di masyarakat, bagaimana caranya bersikap jika suatu saat ketika anak-anak dewasa, mereka menjadi sosok tersebut.
Dari penjelasan tersebut sudah terbayang bukan? Metode belajar sosiodrama ini sangat sering dilakukan pada anak-anak dengan usia sekolah dini, seperti prasekolah, taman kanak-kanak, sampai tingkat sekolah dasar.
Beberapa peran atau sosok yang paling sering dipilih anak-anak adalah seperti polisi, TNI, dokter, perawat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
5. Metode Belajar dengan Permainan
Anak-anak terutama usia sekolah awal cenderung sangat suka bermain. Karena hal tersebutlah metode belajar dengan permainan merupakan metode belajar yang paling sering dilakukan pada usia awal sekolah mereka.
Metode belajar ini akan mengurangi sifat pembelajaran yang terkesan kaku, monoton dan membosankan, sehingga proses belajar akan lebih menyenangkan bagi anak-anak.
Selain itu juga metode belajar dengan permainan ini akan membangun rasa ketertarikan anak-anak terhadap suatu hal.
Beberapa contoh metode belajar dengan permainan adalah seperti permainan angka dan abjad, tebak kata, tebak gambar, dan masih banyak lagi, jenis permainan yang dimainkan bisa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran oleh pihak pengajar.
6. Metode Belajar dengan Studi Kasus
Pada anak-anak dengan tingkat sekolah yang lebih tinggi, seperti sekolah menengah atas atau bahkan perkuliahan, metode belajar studi kasus ini juga menarik untuk mereka lakukan.
Pada metode belajar dengan studi kasus ini, anak-anak belajar langsung dari sebuah kasus yang terjadi, dan memanfaatkan berbagai macam hal yang telah mereka pelajari untuk kasus tersebut.
Metode belajar dengan studi kasus ini akan melatih anak-anak dimasa yang akan datang untuk memanfaatkan ilmu mereka dengan baik. Namun, untuk metode belajar studi kasus ini perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman anak-anak akan suatu hal.
7. Metode Belajar dengan Kerja Kelompok
Metode belajar dengan kerja kelompok sebenarnya hampir mirip seperti metode belajar dengan diskusi.
Perbedaanya adalah jika pada metode belajar dengan diskusi anak-anak akan lebih banyak saling bertukar pendapat, gagasan, ide yang biasa sedikit berbeda satu dengan yang lainnya namun memiliki tujuan yang sama, metode belajar dengan kerja kelompok ini biasa dilakukan dengan pendapat, gagasan, ide dan tujuan yang sudah sama sejak dari awal.
Metode belajar dengan kerja kelompok ini biasanya dilakukan dengan membagi pekerjaan pada para anggota kelompok sesuai dengan kemampuan, porsi, atau keinginan mereka. Dengan adanya beberapa orang yang bekerja sama, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
Metode belajar dengan kerja kelompok ini adalah metode yang paling sering dilakukan dalam berbagai tingkatan pendidikan anak-anak. Metode belajar dengan kerja kelompok ini juga sering kali berlanjut ketika suatu kelompok sudah menyelesaikan tugas bersama mereka, seperti berlanjut membentuk kelompok belajar contohnya.
Metode belajar dengan kerja kelompok ini juga memiliki beberapa manfaat bagi anak-anak, seperti melatih mereka dalam bersosialisasi, bekerja sama dan saling membantu, bahkan bisa membantu anak-anak untuk menemukan apa yang menjadi keahlian mereka.
8. Metode Belajar Karya Wisata
Metode belajar yang terakhir adalah metode belajar karya wisata, yang biasanya paling disukai oleh anak-anak. Metode belajar adalah dengan cara mengajak anak-anak untuk mengunjungi beberapa objek wisata, dengan tujuan bukan hanya untuk rekreasi atau berlibur, tapi juga untuk mempelajari suatu hal.
Metode belajar karya wisata ini sering dilakukan setidaknya satu kali dalam setiap tahap sekolah anak-anak, saat mereka SD, SMP dan SMA.
Metode belajar karya wisata ini sering kali dianggap metode belajar yang paling mahal, karena anak-anak harus pergi ke suatu tempat, padahal, tidak semuanya harus selalu mahal.
Sebagai contohnya, metode belajar karya wisata juga bisa dilakukan dengan cara mengajak anak-anak ke museum untuk memperkenalkan sejarah, atau bisa juga mengajak anak-anak pergi ke pasar untuk meminta mereka memahami kondisi pasar, mulai dari berbagai harga barang, sampai mengamati kondisi transaksi jual beli di pasar tersebut.
Apa Perbedaan antara Metode Belajar dengan Gaya Belajar?
Setelah mengetahui berbagai metode belajar, mungkin dari kamu ada juga yang bertanya apa bedanya dengan gaya belajar.
Untuk metode belajar, biasanya lebih ditentukan oleh pihak pengajar yang mengajarkan dan memberikan ilmu kepada anak-anak, dengan menyesuaikan banyak hal, mulai dari tingkatan pendidikan anak-anak, kondisi dan situasi selama kegiatan belajar dan masing banyak hal lainnya, dengan tujuan membantu anak-anak agar lebih mudah memahami apa yang diajarkan kepada mereka.
Sebagai contoh, untuk anak-anak usia awal sekolah, mereka cocok dengan metode belajar sosiodrama untuk lebih mengetahui tentang suatu peran atau sosok tertentu. Namun untuk usia sekolah atas atau lanjut, biasanya mereka sudah lebih mengerti tentang peran atau sosok tertentu dari berbagai macam hal, mulai dari lingkungan, sosial media, pengetahuan umum, atau yang lainnya, tanpa perlu berperan sebagai sosok tersebut.
Sebenarnya, masih ada banyak metode belajar lainnya selain yang dijelaskan oleh Yupi pada poin sebelumnya, seperti metode belajar jigsaw, metode belajar dengan praktikum, metode belajar dengan resitasi, dan bahkan tidak sedikit juga pengajar yang memiliki metode belajar tersendiri yang efektif untuk anak didiknya.
Sementara untuk gaya belajar lebih ditentukan oleh masing-masing individu anak-anak, cara seperti yang efektif bagi mereka dalam memahami ilmu yang disampaikan oleh pihak pengajar.
Gaya belajar juga banyak sekali jenisnya, mulai dari gaya belajar visual, auditori, kinestetik, verbal, logical, interpersonal dan intrapersonal, serta reflektif.
Baik metode belajar dan gaya belajar keduanya sangatlah penting. Akan lebih baik lagi jika keduanya saling mendukung satu sama lain, seperti contohnya metode belajar dengan kerja kelompok, sangat cocok untuk anak-anak yang memiliki gaya belajar interpersonal atau gaya bisa juga anak-anak dengan gaya belajar verbal.
Buat Aktivitas Belajar Anak jadi Seru dan Menyenangkan Bareng Yupi Bin & Ben!
Setelah mengetahui banyak hal tentang metode belajar, termasuk perbedaanya dengan gaya belajar, sebenarnya, ada banyak cara untuk membuat aktivitas belajar anak-anak menjadi menyenangkan.
Cara yang paling mudah adalah dengan mengajak anak-anak untuk belajar bersama sambil menikmati Yupi Bin dan Ben Jeruk. Dengan adanya Yupi Bin dan Ben Jeruk, proses belajar akan lebih santai, dan tidak monoton, namun anak-anak akan tetap mendapatkan ilmu dari hasil pembelajaran mereka.
Selain itu juga Yupi Bin dan Ben Jeruk ini sudah bersertifikasi halal dari MUI dan terdaftar di BPOM RI, sehingga terjamin kualitas dan keamanan produknya.
Itulah informasi lengkap tentang metode belajar dari Yupi kali ini. Dari informasi tersebut, kini kamu dapat mengetahui bahwa metode belajar ada banyak jenisnya, beberapa diantaranya adalah metode belajar konvensional dan tanya jawab, metode belajar demonstratif, metode belajar dengan diskusi, metode belajar dengan sosiodrama, metode belajar dengan permainan, metode belajar dengan studi kasus, metode belajar dengan kerja kelompok dan metode belajar dengan karya wisata.
Semoga informasi tentang metode belajar dari Yupi kali ini bermanfaat untuk Yupiers ya, dan selamat belajar.