Yuk Pahami Makna Bhinneka Tunggal Ika Beserta Sejarahnya!
Bhinneka Tunggal Ika, sebuah semboyan yang menghiasi lambang Garuda Pancasila dan sekaligus menjadi refleksi dari persatuan di Indonesia. Secara umum, semboyan ini memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap satu", dan hal ini menjadi pondasi dari bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, budaya, ras, dan agama.
Lebih dari pada itu, Bhinneka Tunggal Ika juga memiliki beberapa arti dan juga sejarahnya tersendiri, ada juga penerapan Bhinneka Tunggal Ika yang perlu Yupiers ketahui. Karena hal tersebut simak terus informasi singkat tentang Bhinneka Tunggal Ika berikut ini ya.
Apa itu Bhinneka Tunggal Ika?
Apa itu Bhinneka Tunggal Ika? Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional yang memadukan keberagaman Indonesia dalam satu kesatuan. Semboyan ini memiliki arti penting, "berbeda-beda tetapi tetap satu," yang mencerminkan kesatuan dalam perbedaan yang ada di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika adalah prinsip yang terpatri pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Menurut sumber dari Kemdikbud, Bhinneka Tunggal Ika diartikan sebagai moto yang menggambarkan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Istilah ini berasal dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, yang ditulis pada abad ke-14 menggunakan bahasa Jawa Kuno dan aksara Bali. Dalam kitab ini, terdapat sebuah kutipan penting pada pupuh 139, bait ke-5, yang berbunyi:
"Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa."
Terjemahan dari kutipan tersebut adalah:
"Meski ajaran Buddha dan Hindu berbeda, namun kapan Tuhan dapat dibagi-bagi? Sebab kebenaran Jina dan Siwa adalah tunggal, berbeda itu tapi satu jualah itu, tidak ada jalan kebaktian yang mendua."
Konsep Bhinneka Tunggal Ika merangkum bagaimana Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan ras, tetap bersatu dalam satu negara. Semboyan ini tidak hanya menjadi filosofi, tetapi juga mengingatkan semua warga Indonesia tentang pentingnya memelihara persatuan di tengah keberagaman yang luas.
Dari segi tata bahasa, Bhinneka Tunggal Ika, yang berakar dari bahasa Jawa Kuno, memiliki komponen kata "Bhinneka" (beraneka ragam), "Tunggal" (satu), dan "Ika" (itu). Jadi, makna lengkapnya adalah "berbeda-beda tetap satu jua." Ini adalah prinsip yang mengajarkan bahwa meskipun beragam, bangsa Indonesia tetap satu dalam upaya menjunjung tinggi persatuan.
Dalam konteks yang lebih luas, semboyan ini mengajarkan bahwa keberagaman tidak menghalangi keutuhan dan kekuatan bangsa, melainkan merupakan fondasi yang memperkuat identitas nasional Indonesia.
Apa Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika?
Setelah mengetahui tentang apa itu Bhinneka Tunggal Ika, seperti yang telah disebutkan di awal, Bhinneka Tunggal Ika juga memiliki arti dan maknanya tersendiri, berikut ini adalah arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai Konsep Keberagaman yang Bersatu
Bhineka Tunggal Ika menggambarkan Indonesia sebagai negara yang meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, namun tetap bersatu dan tidak terpisahkan. Konsep ini menekankan pengakuan, penghargaan, dan penyatuan dalam semangat persatuan nasional.
Memahami Pentingnya Toleransi dan Saling Menghormati
Semboyan ini menanamkan nilai toleransi dan saling menghormati di antara masyarakat Indonesia. Hal ini vital untuk menjaga keharmonisan dan hidup berdampingan dalam keragaman yang ada.
Misi Persatuan dalam Perbedaan
Indonesia mengajarkan bahwa meskipun ada perbedaan yang signifikan, persatuan dan persaudaraan adalah hal yang harus dijaga. Semua warga negara bertanggung jawab untuk berkolaborasi dalam memajukan bangsa.
Menghargai Kekayaan Budaya dan Keunikan
Kekayaan budaya Indonesia, yang mencakup tradisi, bahasa, dan adat istiadat, adalah warisan yang penting dan harus dipertahankan sebagai identitas bangsa.
Pondasi Nasionalisme dan Pembangunan
Bhineka Tunggal Ika juga bertindak sebagai pendorong nasionalisme dan sebagai dasar untuk membangun Indonesia yang lebih maju, menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan tujuan nasional.
Penangkal Terhadap Pengaruh Globalisasi
Dalam era globalisasi seperti saat ini, semboyan ini memainkan peran kunci sebagai benteng yang mengedepankan persatuan bangsa, menunjukkan pentingnya menjaga keunikan budaya dan integritas nasional dalam menghadapi pengaruh luar.
Pilar Kehidupan Nasional
Bhineka Tunggal Ika adalah salah satu dari pilar utama yang mendukung kehidupan bangsa dan negara Indonesia, bersama dengan UUD 1945 dan NKRI, membentuk dasar yang kokoh untuk stabilitas dan keberlanjutan negara.
Bagaimana Sejarah Lahirnya Bhinneka Tunggal Ika?
Setelah mengetahui tentang arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika, ada juga sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang perlu untuk Yupiers ketahui.
Pada abad ke-14, di pulau Jawa, Indonesia, terciptalah sebuah semboyan yang kelak akan menjadi simbol nasional yang kuat. Di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditemukan prasasti Tugu yang berusia ratusan tahun.
Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi. Dalam prasasti tersebut tertulis kutipan dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, yang berbunyi, “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka tunggal ika” yang artinya, “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu tetap ada kesatuan.” Pesan ini menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan di tengah perbedaan dalam beragama.
Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam semboyan ini kembali menjadi relevan. "Bhineka Tunggal Ika" kemudian diadopsi sebagai semboyan nasional dan secara resmi dijadikan semboyan negara pada 18 Agustus 1950, yang tertuang dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945.
Semboyan ini menggaris bawahi nilai-nilai pluralisme dan harmoni sebagai prinsip yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia.
Diskusi mengenai semboyan ini juga menjadi topik hangat di antara para pendiri negara, termasuk Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang terkenal, yang membahasnya di sela-sela sidang BPUPKI, beberapa bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka memahami pentingnya semboyan ini sebagai pondasi untuk membangun bangsa yang bersatu dalam keberagaman.
Tak lama setelah itu, Sultan Hamid II dari Pontianak merancang Lambang Negara Republik Indonesia yang menggabungkan semboyan ini dalam bentuk burung Garuda Pancasila. Lambang dan semboyan tersebut secara resmi digunakan pada tanggal 11 Februari 1950 dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat dan diperkenalkan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, "Bhineka Tunggal Ika" tetap relevan. Istilah yang dipetik dari Kitab Sutasoma itu telah menjadi simbol kekuatan dalam keragaman dan persatuan bangsa.
Sepanjang sejarah, semboyan ini tidak hanya mengingatkan bangsa Indonesia tentang kekayaan dan keragaman budayanya, tetapi juga tentang keharusan menjunjung tinggi persatuan dan kerukunan sebagai pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apa saja Contoh Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Bermasyarakat?
Informasi terakhir tentang Bhinneka Tunggal Ika adalah beberapa contoh penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, dan berikut ini adalah contohnya.
Edukasi Multikultural dalam Pendidikan
Pendidikan multikultural di Indonesia mendorong siswa untuk memahami dan menghargai keragaman budaya, agama, dan tradisi lokal. Sekolah-sekolah mengintegrasikan kurikulum yang mencakup pelajaran tentang keberagaman Indonesia, menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap pluralitas sejak dini.
Pengakuan terhadap Keragaman Bahasa
Indonesia, dengan pengakuan dan perlindungan terhadap bahasa daerah, menunjukkan komitmen terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Selain Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa-bahasa daerah dipromosikan dan dijaga, memperkuat identitas lokal dan nasional.
Kerukunan Antar Umat Beragama
Penerapan Bhinneka Tunggal Ika sangat terasa dalam kerukunan antarumat beragama. Indonesia menjamin kebebasan beragama dan melindungi hak-hak warga untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan, mencerminkan toleransi dan penghormatan terhadap berbagai keyakinan yang ada.
Penghormatan Hari Libur Nasional
Indonesia juga mengakui dan merayakan hari-hari besar dari berbagai agama sebagai hari libur nasional. Langkah ini tidak hanya menghormati kepercayaan individu tapi juga memperkuat persatuan nasional dengan membagi kegembiraan lintas agama.
Selain hari-hari besar berbagai agama, Indonesia juga mengakui hari-hari besar untuk memperingati jasa para pahlawan yang telah tiada, seperti salah satu contohnya adalah hari pendidikan nasional untuk menghormati jasa Ki Hadjar Dewantara, tokoh pahlawan yang berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia.
Dukungan terhadap Kesenian dan Kebudayaan Lokal
Pemerintah aktif mendukung berbagai bentuk seni dan budaya melalui festival dan pameran yang menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia. Ini memperkaya pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman budaya dan menstimulasi dialog antarbudaya.
Mendorong Perilaku Inklusif dan Dialog Antarbudaya
Penerapan Bhinneka Tunggal Ika juga melibatkan perilaku inklusif, mengakomodasi keanekaragaman, dan menghindari sikap 'menang sendiri' dalam perbedaan pendapat. Musyawarah untuk mufakat digalakkan, mencari kesamaan dalam perbedaan untuk keputusan bersama yang mengedepankan kepentingan umum.
Melawan Arus Globalisasi
Di tengah arus globalisasi yang membawa nilai-nilai baru, pemahaman nilai kebangsaan yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika menjadi penting. Nilai-nilai ini mencakup sikap toleran, adil, dan bergotong royong, strategi yang tepat untuk mengatasi gesekan nilai yang dapat melemahkan ikatan kebangsaan.
Contoh Perilaku yang Mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika
Contoh konkret dari perilaku yang mencerminkan nilai luhur Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah tidak diskriminasi, berlaku adil, menghindari pertikaian, serta hidup rukun dan saling menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan budaya.
Melalui praktik-praktik ini, Indonesia terus memperkuat fondasi Bhinneka Tunggal Ika, yang tidak hanya sebagai semboyan, tetapi juga sebagai prinsip hidup yang membimbing bangsa dalam menjaga persatuan dalam keragaman.
Bhinneka Tunggal Ika sangatlah erat kaitannya dengan Pancasila, dan karena hal tersebut lahirlah Hari Kesaktian Pancasila yang biasa diperingati setiap tanggal 1 Oktober setiap tahunnya.
Demikian informasi tentang Bhinneka Tunggal Ika dari Yupi kali ini, mulai dari apa itu Bhinneka Tunggal Ika, arti dan maknanya, sejarah Bhinneka Tunggal Ika, sampai contoh penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga informasi tentang Bhinneka Tunggal Ika dari Yupi kali ini bermanfaat untuk Yupiers ya.