8 Contoh Cerita Non Fiksi yang Penuh Pelajaran Berharga

Apakah Yupiers termasuk orang yang memiliki hobi membaca atau suka mendengarkan sebuah kisah? Jika iya, maka ada salah satu jenis cerita yang menarik untuk disimak, yaitu cerita nonfiksi.
Apa itu cerita nonfiksi? Secara umum, cerita nonfiksi adalah cerita yang berdasarkan kisah nyata, baik itu berupa kisah nyata dari seseorang yang cukup dikenal hingga beberapa kisah nyata lainnya yang dapat memberikan inspirasi atau pesan moral yang berharga bagi kita.
Melansir informasi dari e-modul Bahasa Indonesia milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cerita nonfiksi adalah sebuah karya tulis yang dibuat berdasarkan fakta yang terjadi dalam kehidupan. Dengan kata lain, cerita nonfiksi adalah cerita nyata tentang kehidupan seseorang atau sesuatu yang telah terjadi, kemudian dituliskan kembali menjadi sebuah cerita.
Cerita nonfiksi memiliki beberapa ciri khas, di antaranya menggunakan kata-kata baku, gaya bahasa yang dipilih biasanya bersifat formal, serta struktur cerita yang terorganisir dengan baik.
Cerita nonfiksi juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif. Nonfiksi murni adalah cerita yang dikembangkan berdasarkan data-data yang autentik dan faktual tanpa adanya tambahan informasi lain.
Sementara itu, nonfiksi kreatif adalah cerita yang menggunakan data-data autentik dan faktual yang kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk cerita seperti novel, puisi, atau prosa.
Bentuk cerita nonfiksi ini beragam, di antaranya adalah biografi, artikel, berita, dan jurnal ilmiah.
Lalu, seperti apa saja contoh cerita non fiksi tersebut? Berikut ini adalah beberapa contoh cerita non fiksi yang dapat memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Simak selengkapnya, ya!
1. Cerita Panglima Besar Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) pertama yang memainkan peran penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916, Soedirman sejak muda aktif dalam organisasi seperti Pramuka Hizbul Wathan dan kemudian menjadi guru di sekolah dasar Muhammadiyah di Cilacap.
Pada masa pendudukan Jepang, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas dan diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Pada 12 November 1945, dalam pertemuan pertama Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Soedirman terpilih sebagai Panglima Besar TKR pada usia 29 tahun.
Salah satu prestasi militernya yang menonjol adalah memimpin pasukan dalam Pertempuran Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari November hingga Desember 1945, yang berakhir dengan kemenangan Indonesia. Meskipun menderita tuberkulosis, Soedirman tetap memimpin perang gerilya selama tujuh bulan melawan Belanda selama Agresi Militer II pada Desember 1948. Ia wafat pada 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Jenderal Soedirman dikenang sebagai simbol keberanian dan dedikasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2. Cerita Kepemimpinan Hayam Wuruk
Hayam Wuruk, yang dikenal dengan gelar Sri Rajasanegara, adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389 Masehi.
Ia merupakan putra dari Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Kertawardhana. Sejak muda, Hayam Wuruk menunjukkan bakat dalam kepemimpinan dan pemerintahan, yang kelak membawanya memimpin Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Pada usia 16 tahun, Hayam Wuruk naik tahta menggantikan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi. Dalam pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, seorang tokoh militer dan politik yang bertekad menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Kolaborasi antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada berhasil memperluas wilayah kekuasaan Majapahit, mencakup sebagian besar wilayah yang kini dikenal sebagai Indonesia.
Selain ekspansi wilayah, masa pemerintahan Hayam Wuruk ditandai dengan kemajuan dalam bidang seni, sastra, dan budaya. Ia dikenal sebagai seorang seniman yang mahir dalam seni tari dan musik.
Karya sastra seperti "Nagarakretagama" yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, menggambarkan kemegahan istana dan kehidupan masyarakat Majapahit pada masa itu.
Namun, tidak semua aspek pemerintahannya berjalan mulus. Salah satu peristiwa tragis adalah insiden di Bubat, di mana terjadi konflik antara pasukan Majapahit dan rombongan Kerajaan Sunda yang berujung pada kematian putri Sunda, Dyah Pitaloka, yang seharusnya dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam dalam hubungan antara kedua kerajaan.
Setelah memerintah selama hampir empat dekade, Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 Masehi. Sepeninggalnya, Majapahit mulai mengalami kemunduran akibat konflik internal dan perebutan kekuasaan. Meskipun demikian, warisan kepemimpinan Hayam Wuruk tetap dikenang sebagai masa keemasan dalam sejarah Indonesia, di mana persatuan dan kemakmuran berhasil diwujudkan di bawah naungan Kerajaan Majapahit.
3. Cerita Pelopor Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, adalah pelopor pendidikan Indonesia. Terlahir dari keluarga bangsawan Jawa, ia mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) dan melanjutkan ke School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA). Namun, ia harus meninggalkan pendidikan kedokterannya karena masalah kesehatan.
Sebagai seorang jurnalis, ia menggunakan tulisan sebagai senjata untuk mengkritik kebijakan kolonial yang menindas rakyat pribumi. Artikel-artikelnya membakar semangat perjuangan nasional. Salah satu tulisan terkenalnya, “Jika Saya Seorang Belanda,” menjadi alasan pengasingannya ke Belanda oleh pemerintah kolonial.
Di Belanda, ia memperdalam pengetahuan tentang pendidikan dan politik. Sekembalinya ke tanah air, ia mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Lembaga ini menawarkan pendidikan bagi rakyat kecil dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan serta kebudayaan lokal. Prinsip pendidikannya yang terkenal adalah: Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semangat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), yang hingga kini menjadi pedoman dalam dunia pendidikan Indonesia.
Sebagai tokoh pendidikan, kontribusi Ki Hajar Dewantara tidak hanya pada bidang pembelajaran, tetapi juga dalam membangun kesadaran nasional. Pada 26 April 1959, ia wafat di Yogyakarta, meninggalkan warisan besar bagi bangsa ini. Untuk menghormati jasanya, tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, dan ia dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
4. Cerita Pendiri Facebook Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, lahir pada 14 Mei 1984 di White Plains, New York, adalah seorang pengusaha dan pemrogram komputer yang dikenal sebagai pendiri Facebook. Sejak usia dini, ia menunjukkan minat besar dalam bidang komputer dan pemrograman. Pada usia 8 tahun, ayahnya membelikannya komputer, yang kemudian menjadi sarana bagi Mark untuk mengasah keterampilannya. Selama masa sekolah menengah di Phillips Exeter Academy, ia menciptakan plug-in untuk pemutar MP3 Winamp yang mampu membuat daftar putar berdasarkan preferensi pengguna.
Melanjutkan pendidikannya, Mark masuk ke Universitas Harvard dengan fokus pada ilmu komputer. Di sana, ia mengembangkan beberapa proyek, termasuk CourseMatch dan Facemash, yang menjadi cikal bakal Facebook. Pada Februari 2004, bersama beberapa rekannya, ia meluncurkan "The Facebook," sebuah platform jejaring sosial yang awalnya ditujukan untuk mahasiswa Harvard. Popularitasnya yang cepat mendorong perluasan ke universitas lain dan akhirnya ke publik umum.
Pada tahun 2006, Facebook membuka pendaftaran untuk umum, memungkinkan siapa saja dengan alamat email untuk bergabung. Hal ini menyebabkan pertumbuhan eksponensial pengguna di seluruh dunia. Keberhasilan Facebook menjadikan Mark Zuckerberg sebagai salah satu miliarder termuda di dunia. Selain itu, ia dikenal karena filantropinya, termasuk mendirikan inisiatif bersama istrinya, Priscilla Chan, untuk mendukung berbagai proyek sosial dan pendidikan.
Hingga kini, Mark Zuckerberg terus memimpin Facebook, yang telah berkembang menjadi Meta Platforms, mencakup berbagai layanan seperti Instagram dan WhatsApp, dengan visi menghubungkan orang-orang di seluruh dunia melalui teknologi.
5. Cerita Fisikawan Terkenal Albert Einstein
Albert Einstein lahir pada 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman, sebagai putra dari Hermann Einstein, seorang insinyur listrik, dan Pauline Koch. Pada tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich, di mana ayah dan pamannya mendirikan perusahaan listrik bernama Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie.
Einstein menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Katolik di Munich selama tiga tahun, kemudian melanjutkan ke Gimnasium Luitpold untuk pendidikan menengah. Sejak usia dini, ia menunjukkan minat yang mendalam dalam matematika dan fisika, mempelajari aljabar dan geometri Euclides secara otodidak pada usia 12 tahun, serta menguasai kalkulus integral dan diferensial pada usia 14 tahun.
Pada usia 17 tahun, Einstein melanjutkan studi di Politeknik Federal Swiss di Zurich, fokus pada fisika dan matematika. Setelah lulus pada tahun 1900, ia bekerja di Kantor Paten Swiss di Bern sebagai asisten penguji. Selama periode ini, ia tetap aktif dalam penelitian ilmiah, menghasilkan beberapa makalah penting pada tahun 1905 yang dikenal sebagai "Annus Mirabilis Papers."
Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori relativitas khusus, yang memperkenalkan persamaan terkenal E=mc², menunjukkan kesetaraan antara massa dan energi. Selain itu, ia mengembangkan teori relativitas umum, yang merevolusi pemahaman tentang gravitasi.
Pada tahun 1921, Einstein dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika atas penjelasannya tentang efek fotolistrik, yang menjadi dasar bagi pengembangan mekanika kuantum. Sepanjang hidupnya, ia menerima berbagai penghargaan dan gelar kehormatan dari institusi terkemuka di seluruh dunia.
Einstein juga dikenal sebagai seorang humanis dan pendukung perdamaian, berbicara menentang perang dan nasionalisme sempit. Ia meninggal pada 18 April 1955 di Princeton, New Jersey, meninggalkan warisan ilmiah yang terus memengaruhi perkembangan sains hingga saat ini.
6. Cerita Tsunami Aceh
Pada 26 Desember 2004, Provinsi Aceh mengalami bencana alam dahsyat yang mengguncang dunia. Pagi itu, gempa bumi berkekuatan 9,3 skala Richter terjadi di dasar Samudra Hindia, sekitar pukul 07.59 WIB. Gempa ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah, menempati peringkat kelima gempa terkuat yang pernah tercatat.
Tak lama setelah gempa, gelombang tsunami setinggi hingga 30 meter dengan kecepatan sekitar 360 kilometer per jam menghantam pesisir Aceh. Gelombang dahsyat ini menyapu bersih permukiman, infrastruktur, dan menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Salah satu bukti kekuatan tsunami adalah terseretnya Kapal PLTD Apung sejauh 5 kilometer dari perairan ke tengah daratan.
Bencana ini menelan korban jiwa yang sangat besar. Sehari setelah kejadian, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tsunami Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Bantuan internasional segera berdatangan untuk menolong masyarakat terdampak. Berbagai negara mengirimkan bantuan, termasuk pesawat militer dari Jerman dan kapal induk milik Amerika Serikat. Pada 4 Januari 2005, PBB memperkirakan jumlah korban tewas akibat tsunami Aceh melebihi 200.000 jiwa.
Dua dekade setelah tragedi tersebut, masyarakat Aceh terus mengenang peristiwa ini sebagai memori kelam yang membawa dampak mendalam. Peringatan dan doa bersama rutin dilakukan untuk mengenang para korban, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di masa depan.
7. Cerita Candi Borobudur
Candi Borobudur, terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang paling berharga. Dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, candi ini mencerminkan puncak pencapaian arsitektur dan seni rupa pada zamannya.
Struktur Borobudur terdiri dari sepuluh tingkat yang melambangkan tahapan spiritual dalam ajaran Buddha. Enam tingkat pertama berbentuk bujur sangkar, diikuti oleh tiga tingkat berbentuk lingkaran, dan ditutup dengan stupa utama di puncaknya. Setiap tingkat dihiasi dengan relief yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan dan ajaran Buddha, memberikan pelajaran moral dan spiritual kepada para peziarah yang mengelilinginya.
Salah satu keajaiban arsitektur Borobudur adalah teknik konstruksinya yang tidak menggunakan perekat seperti semen atau putih telur, melainkan mengandalkan sistem interlocking pada batu-batu andesit yang disusun dengan presisi tinggi. Hal ini memungkinkan candi bertahan selama berabad-abad meskipun menghadapi berbagai tantangan alam.
Selain sebagai tempat ibadah, Borobudur juga menjadi pusat perayaan Waisak bagi umat Buddha di Indonesia. Setiap tahun, ribuan umat berkumpul di candi ini untuk merayakan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama, menjadikan Borobudur sebagai simbol perdamaian dan toleransi antarumat beragama.
Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia, mengakui nilai universalnya sebagai mahakarya arsitektur dan seni rupa. Pengakuan ini menegaskan pentingnya Borobudur dalam sejarah dan budaya dunia, serta mendorong upaya pelestarian dan perlindungan candi agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan keindahan dan keagungannya, Candi Borobudur tidak hanya menjadi destinasi wisata utama di Indonesia, tetapi juga sumber inspirasi bagi pengembangan seni, budaya, dan spiritualitas di Nusantara.
8. Cerita Bangunan Seribu Pintu Lawang Sewu
Lawang Sewu, yang berarti "Seribu Pintu" dalam bahasa Jawa, adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Dibangun pada masa kolonial Belanda, gedung ini awalnya berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Pembangunan Lawang Sewu dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada tahun 1907. Bangunan ini dirancang dengan gaya arsitektur Hindia Baru, menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Salah satu ciri khasnya adalah jumlah pintu dan jendela yang sangat banyak, meskipun tidak mencapai seribu, namun memberikan kesan demikian.
Selain sebagai kantor NIS, Lawang Sewu juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai markas militer. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu menjadi saksi pertempuran antara pejuang Indonesia melawan tentara Jepang dalam peristiwa yang dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Saat ini, Lawang Sewu menjadi salah satu destinasi wisata populer di Semarang. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur kolonialnya, serta mempelajari sejarah perkeretaapian Indonesia yang dipamerkan di dalamnya. Meskipun sering dikaitkan dengan cerita mistis, daya tarik utama Lawang Sewu tetap pada nilai sejarah dan keindahan bangunannya.
Dengan demikian, Lawang Sewu tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga cerminan perjalanan sejarah Indonesia yang kaya dan beragam.
Itulah beberapa contoh cerita non fiksi dari Yumin kali ini. Perbedaan utama antara cerita fiksi dan cerita non fiksi adalah cerita non fiksi dibuat berdasarkan kejadian nyata. Selain cerita non fiksi, Yumin juga telah mempunyai berbagai cerita menarik lainnya, seperti cerita rakyat Indonesia yang terkenal, cerita fiksi pendek yang penuh pesan moral, cerita hikayat, cerita lucu pendek, dan masih banyak lagi.
Jadi dari beberapa cerita non fiksi yang telah Yumin cerita tersebut, mana yang paling menarik untuk Yupiers? Semoga beberapa cerita non fiksi tersebut bermanfaat untuk Yupiers ya.