menu
logo mobile
sound
Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Terms & Condition
Did you know ?

Cerita Joko Kendil: Kisah Ajaib Bocah dalam Kendil!

Salah satu warisan budaya di Indonesia yang hingga saat ini terus dipertahankan adalah cerita rakyat. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat di suatu wilayah dan kemudian berkembang secara luas pada masa lampau, dan merupakan warisan budaya dari generasi ke generasi yang disampaikan atau diceritakan secara lisan.

Cerita rakyat di Indonesia sendiri akan berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, salah satu di Jawa Tengah, cerita rakyat Jawa Tengah yang cukup populer dan banyak diketahui orang-orang adalah cerita Joko Kendil.

Cerita Joko Kendil ini akan menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki postur tubuh sedikit pendek karena kehendak para dewa. Seperti apa cerita Joko Kendil tersebut? Simak cerita selengkapnya berikut ini.

Masa Kecil Joko Kendil

Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda miskin yang memiliki seorang anak laki-laki dengan bentuk tubuh menyerupai kendil, periuk untuk memasak nasi. Karena bentuk tubuhnya yang unik, ia diberi nama Joko Kendil. Meskipun memiliki anak dengan rupa yang tidak biasa, sang ibu tetap menyayanginya dengan sepenuh hati.

Sejak kecil, Joko Kendil dikenal sebagai anak yang jenaka dan disenangi oleh teman-temannya. Ia memiliki sifat ceria dan suka membantu. Namun, masyarakat desa sering kali memandangnya aneh karena tubuhnya yang tidak seperti manusia biasa. Meskipun begitu, Joko Kendil tidak pernah merasa rendah diri dan tetap bermain dengan teman-temannya tanpa rasa malu.

Suatu hari, ada sebuah pesta pernikahan di desa tetangga. Tanpa sepengetahuan ibunya, Joko Kendil menyelinap masuk ke dapur pesta. Di sana, seorang ibu melihat kendil yang indah dan menggunakannya sebagai wadah kue serta buah-buahan. Ia tidak menyadari bahwa kendil itu adalah seorang manusia. Setelah penuh terisi, Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar dari dapur, membuat orang-orang terkejut. Mereka menganggap kendil itu adalah benda ajaib dan berebut untuk memilikinya. Joko Kendil pun segera menggelinding pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ibunya terkejut melihat banyak kue dan buah yang dibawa oleh Joko Kendil. Ia pun menceritakan kejadian di pesta tersebut. Sang ibu tersenyum dan menganggap kejadian itu sebagai keberuntungan anaknya.

Joko Kendil Melamar Putri Raja

Tahun demi tahun berlalu, Joko Kendil tumbuh menjadi pria dewasa, tetapi tubuhnya tetap seperti kendil. Suatu hari, ia menyampaikan keinginannya kepada ibunya bahwa ia ingin menikah. Sang ibu terkejut dan merasa bingung siapa yang mau menikahi anaknya. Namun, yang lebih mengejutkan adalah bahwa Joko Kendil hanya ingin menikah dengan seorang putri raja.

Ibunya mencoba menasehati bahwa mereka hanyalah rakyat biasa dan bentuk tubuh Joko Kendil tidak lazim. Namun, Joko Kendil tetap bersikeras. Akhirnya, sang ibu menghadap raja untuk melamar salah satu putrinya. Raja memiliki tiga orang putri: Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Saat ditanya, Dewi Kantil dengan tegas menolak, menganggap Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin dan tidak pantas menjadi suaminya. Dewi Mawar, dengan nada angkuh, menyatakan bahwa ia hanya mau menikah dengan pangeran tampan. Namun, Dewi Melati menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati, terlepas dari bentuknya yang aneh.

Meskipun terkejut dengan keputusan putri bungsunya, raja tetap memenuhi janji dan merestui pernikahan mereka. Pernikahan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah, meskipun banyak tamu undangan yang mencemooh pengantin pria.

Baca Juga: Cerita Rakyat Timun Mas: Legenda Putri Ajaib dari Jawa Tengah

Lomba Ketangkasan

Setelah menikah, Dewi Melati harus menghadapi cemoohan dari kedua kakaknya yang terus mengejeknya karena memiliki suami berbentuk kendil. Namun, ia tetap bersabar dan menerima Joko Kendil dengan tulus.

Suatu hari, raja mengadakan lomba ketangkasan. Para pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk menunjukkan keterampilan mereka. Penonton bersorak-sorai melihat kegagahan para pangeran yang bertanding. Joko Kendil tidak ikut serta dalam perlombaan itu karena ia sedang sakit. Sementara itu, Dewi Melati duduk sendirian di tribun, menjadi bahan ejekan kakak-kakaknya. Mereka terus mengoloknya, membuat Dewi Melati merasa malu dan sedih.

Dalam lomba itu, para pangeran menunjukkan kehebatan mereka dalam menunggang kuda, memanah, serta bertarung dengan pedang. Dewi Kantil dan Dewi Mawar berusaha menarik perhatian para pangeran, berharap bisa mendapatkan pasangan yang lebih baik daripada Dewi Melati. Namun, perhatian para penonton tiba-tiba tertuju pada seorang kesatria tampan yang datang mengendarai kuda putih. Ia memakai pakaian kerajaan yang berkilauan, dan sikapnya memancarkan kewibawaan.

Baca Juga: Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih yang Penuh Nilai Moral

Keajaiban Joko Kendil

Di tengah kemeriahan lomba, tiba-tiba seorang kesatria tampan memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang berkilauan, menunggang kuda gagah, dan memiliki wajah yang rupawan. Dewi Kantil dan Dewi Mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatiannya, sementara Dewi Melati hanya bisa menunduk sedih karena terus diejek.

Karena tidak tahan dengan ejekan kakaknya, Dewi Melati berlari ke kamarnya dan menangis. Dalam kemarahannya, ia memecahkan kendil yang selalu ada di kamarnya. Saat kendil itu hancur, muncullah seorang kesatria tampan yang sangat mirip dengan pangeran yang baru saja masuk ke arena lomba. Dewi Melati terkejut dan bertanya siapa pria tersebut.

Pria itu tersenyum dan berkata bahwa ia adalah Joko Kendil yang selama ini berada dalam tubuh kendil atas kehendak para dewa. Kutukan itu hanya bisa terlepas jika ada putri raja yang tulus mencintainya apa adanya. Karena Dewi Melati menerima dirinya dengan hati yang tulus, maka kutukan itu pun sirna.

Ketika Joko Kendil kembali ke arena lomba dalam wujud aslinya, semua orang terkejut. Para penonton yang sebelumnya menertawakannya kini terdiam. Dewi Kantil dan Dewi Mawar yang dahulu mengejek adiknya kini merasa malu dan iri. Mereka menyesali sikap mereka yang merendahkan Joko Kendil hanya karena penampilannya.

Pesan Moral dari Cerita Joko Kendil

Setelah mengetahui tentang cerita Joko Kendil, cerita Joko Kendil mengandung beberapa pesan moral yang penting untuk hidup kita, beberapa pesan moral dalam cerita Joko Kendil antara lain adalah sebagai berikut:

  • Jangan Menilai Seseorang dari Penampilannya. Joko Kendil menunjukkan bahwa seseorang tidak bisa dinilai hanya dari rupa luar. Orang yang tampan belum tentu baik, dan orang yang berpenampilan tidak biasa belum tentu buruk.
  • Ketulusan Akan Membawa Kebahagiaan. Dewi Melati yang menerima Joko Kendil dengan tulus akhirnya mendapatkan suami yang sebenarnya adalah seorang kesatria tampan.
  • Kesabaran dan Keikhlasan Akan Diuji. Joko Kendil dan Dewi Melati harus menghadapi berbagai ujian sebelum akhirnya mendapatkan kebahagiaan sejati.
  • Jangan Meremehkan Orang Lain. Dewi Kantil dan Dewi Mawar yang sombong dan meremehkan Joko Kendil akhirnya hanya bisa merasa iri terhadap adik mereka.
Itulah cerita Joko Kendil, salah satu cerita rakyat Indonesia dari Yumin kali ini. Semoga cerita Joko Kendil tersebut dapat memberikan kita pelajaran berharga yang akan sangat penting bagi kehidupan kita.

Home Our Story Events Games Profile